🎃 Pelatihan Guru Inti 2019

melaluitahap seleksi untuk mencari guru bagus, sebagai guru inti, dari 120 peserta guru bagus, terseleksi sebanyak 32 guru inti This paper aims to discuss the training on the use of scaffolding talk in developing English language learning instruction for kindergarten teachers of Bengkulu City. The purpose of the training was to enhance the quality of the kindergarten teachers’ professional by 20 kindergarten teachers of English, the training used the inductive participative training method was held in PAUD Intan Insani in Muara Bangkahulu of Bengkulu city on August 3, 2019. The training consisted of three phases presenting the training materials, developing lesson plans, and practicing using the lesson plans in the classroom. This training was also the application of the books of Kiddos An Integrated, Communicative and Character-based Material for Kindergarten Students, the outcome of the national research grant in 2005-2016. In this training, the teachers were trained to use the scaffolding talk in developing the instruction for learning English. The result show that the teachers are able to develop the lesson plans based on the chosen topics in the books but there is no video of the teaching practices in the classroom were submitted by the teachers yet. It could probably caused by many administrative tasks and activities they have to fulfil at schools. In addition, there is also the tendency among the teachers that they prefer a short training instead of the one which take three phases and long time to finish. Therefore, it is suggested to conduct a short training which takes one short time only and has not had many phases to be fulfilled. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Dharma Raflesia Unib Tahun XVII, Nomor 2 Desember 2019 69 PELATIHAN PENGGUNAAN SCAFFOLDING TALK DALAM PENGEMBANGAN INSTRUKSI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BAGI GURU PAUD INTI KOTA BENGKULU A TRAINING ON THE USE OF SCAFFOLDING TALK IN DEVELOPING ENGLISH LANGUAGE LEARNING INSTRUCTION FOR KINDERGARTEN TEACHERS OF BENGKULU CITY Wisma Yunita, Gita Mutiara Hati, Mei Hardiah FKIP Universitas Bengkulu Email wismayunita / gitamutiara ABSTRACT This paper aims to discuss the training on the use of scaffolding talk in developing English language learning instruction for kindergarten teachers of Bengkulu City. The purpose of the training was to enhance the quality of the kindergarten teachers’ professional by 20 kindergarten teachers of English, the training used the inductive participative training method was held in PAUD Intan Insani in Muara Bangkahulu of Bengkulu city on August 3, 2019. The training consisted of three phases presenting the training materials, developing lesson plans, and practicing using the lesson plans in the classroom. This training was also the application of the books of Kiddos An Integrated, Communicative and Character-based Material for Kindergarten Students, the outcome of the national research grant in 2005-2016. In this training, the teachers were trained to use the scaffolding talk in developing the instruction for learning English. The result show that the teachers are able to develop the lesson plans based on the chosen topics in the books but there is no video of the teaching practices in the classroom were submitted by the teachers yet. It could probably caused by many administrative tasks and activities they have to fulfil at schools. In addition, there is also the tendency among the teachers that they prefer a short training instead of the one which take three phases and long time to finish. Therefore, it is suggested to conduct a short training which takes one short time only and has not had many phases to be fulfilled. Keywords scaffolding talk, kindergarten, learning instruction. PENDAHULUAN Usia dini 0-6 tahun merupakan masa di mana seorang anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara pesat dalam segala aspek yang meliputi fisik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosional. Dengan demikian, seorang anak harus mendapat bimbingan dan asahan yang tepat dan berkesinambungan supaya mereka dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. Bimbingan tersebut tidak hanya berasal dari orang tua, lembaga PAUD juga menjadi tempat di mana anak usia emas dibantu untuk mengembangkan potensi nya di berbagai aspek secara tepat melalui pemberian pengalaman kepada mereka secara beragam dan meenyenangkan sehingga mereka akan lebih siap ketika akan mengikuti pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar SD. Lembaga PAUD di Kota Bengkulu sudah banyak tersedia dengan berbagai program unggulan yang ditawarkan oleh masing-masing satu program unggulan yang marak ditawarkan adalah Dharma Raflesia Unib Tahun XVII, Nomor 2 Desember 2019 70 pembelajaran bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan pada usia emas anak berada dalam critical period di mana mereka dapat mengembangkan kemampuan berbahasa asing dengan baik apabila diberi pemajanan yang tepat. Pada masa ini organ bicara anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka akan dengan mudah menghasilkan bunyi-bunyi tertentu dalam bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris, yang pada akhirnya akan menjadikan mereka mampu melakukan pengucapan dalam bahasa Inggris seperti layaknya penutur asli Clarke, 2000. Beberapa PAUD di kota Bengkulu sudah menawarkan pembelajaran bahasa Inggris sebagai salah satu aktivitas pembelajaran. Namun demikian, mengajarkan bahasa Inggris kepada anak tidak semudah yang persoalan yang timbul di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian oleh Yunita & Hati 2016, beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru dan lembaga PAUD dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris adalah 1 tidak tersedianya silabus dan materi ajar yang diterbitkan secara resmi oleh pemerintah; 2 keterbatasan media dan keterampilan guru dalam penggunaan media untuk pembelajaran bahasa Inggris; 3 ketidakefektifan dalam aktivitas pembelajaran bahasa Inggris. Permasalah tersebut tidak begitu mengherankan mengingat guru yang mengajar di lembaga PAUD berasal dari lulusan yang memiliki latar belakang pendidikan untuk PAUD, bukan Pendidikan Bahasa menguasai dengan baik berbagai prinsip dan strategi dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran untuk anak, namun tidak halnya dengan aktivitas pembelajaran bahasa menciptakan aktivitas pembelajaran bahasa Inggris yang baik dan efektif, diperlukan kemampuan dalam merancang pembelajaran, penyiapan media yang tepat, pemberian instruksi pembelajaran yang efektif, serta pengetahuan yang cukup mengenai bahasa Inggris itu sendiri. Dari masalah yang diidentifikasi di atas, tim pengusul sudah berhasil mengembangkan materi pembelajaran bahasa Inggris untuk anak PAUD yang dikemas menjadi buku berjudul Kiddos An Integrated, Communicative and Character-based Materials for Kindergarten Students yang dibagi menjadi dua jenjang. Materi ajar ini merupakan hasil penelitian Hibah Penelitian Produk Terapan yang dibiayai oleh DRPM Kementerian permasalahan baru timbul. Berdasarkan hasil diskusi informal dengan beberapa guru PAUD Inti di Kota Bengkulu, ditemukan bahwa meskipun sudah tersedia materi ajar bahasa Inggris yang relevan, guru masih menghadapi persoalan mengenai bagaimana mengelola dan melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris yang efektif untuk anak usia dini dengan hanya berbekal kemampuan bahasa Inggris secara umum. Para guru tidak memiliki latar belakang pendidikan bahasa Inggris sehingga tidak mudah bagi mereka untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris dengan itu, pembelajaran bahasa Inggris tidak cukup dengan hanya guru memiliki kemampuan berbahasa Inggris saja tetapi juga keterampilan dalam memberikan instruksi pembelajaransecara tepat dan efisien. Sehingga, masalah lain yang dapat diidentifikasi di sini adalah kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan bahasa yang tepat dalam pemberian instruksi pembelajaran bahasa Inggris. Solusi yang dapat ditawarkan adalah dengan mengadakan pelatihan bagi guru PAUD khususnya pada PAUD Inti di Kota Bengkulu mengenai bagaimana cara yang tepat dalam mengembangkan instruksi pembelajaran bahasa Inggris, yaitu dengan menggunakan Scaffolding Talk merupakan Dharma Raflesia Unib Tahun XVII, Nomor 2 Desember 2019 71 language accompanying action atau bahasa yang menyertai tindakan berupa ungkapan-ungkapan yang digunakan guru sebagai bentuk pengembangan instruksi selama pembelajaran berlangsung untuk membantu siswa belajar. Ungkapan-ungkapan yang merupakan Scaffolding Talk digunakan untuk membimbing dan membantu siswa memahami apa yang harus mereka lakukan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Scaffolding talkperlu dipelajari dan dilatihkan supaya penggunaannya tepat sasaran dan natural sebagaimana digunakan oleh penutur asli bahasa Inggris. Dengan demikian, diperlukan pelatihan khusus mengenai penggunaan scaffolding talk supaya guru PAUD Inti di Kota Bengkulu dapat lebih baik dan efisien lagi dalam memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak-anak peserta didik. Berdasarkan pendahuluan di atas, kompetensi profesionalitas guru khususnya menggunakan instruksi dalam pembelajaran bahasa Inggris sangat diperlukan oleh guru PAUD agar proses belajar bahasa Inggris menjadi menarik dan bermakna. Untuk itu melalui pengabdian ini peneliti akan melakukan Pelatihan Penggunaan Scaffolding Talk dalam Pengembangan Instruksi Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Guru PAUD Inti Kota Bengkulu. Pemilihan tema pelatihan ini didasarkan dari identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru PAUD Inti dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran bahasa Inggris, yaitu 1. Tidak tersedianya silabus dan materi ajar yang dilengkapi dengan aktivitas pembelajaran yang beragam serta petunjuk pelaksanaan pembelajaran 2. Ketidakefektifan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris karena tidak adanya panduan dalam mengembangkan instruksi pembelajaran bahasa Inggris 3. Guru PAUD yang mengajarkan bahasa Inggris bukan guru yang berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris sehingga belum mendapat pengetahuan mengenai bagaimana mengembangkan instruksi pembelajaran dalam bahasa Inggris 4. Guru PAUD belum pernah mendapat pelatihan mengenai bagaimana cara mengembangkan instruksi pembelajaran dalam bahasa Inggris Berdasarkan hal itu maka rumusan masalah dalam pengabdian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kemampuan guru PAUD Inti dalam mengembangkan instruksi dalam pembelajaran bahasa Inggris melalui penggunaan scaffolding talk.” Scaffolding Talk berasal dari teori yang pertama kali dikembangkan oleh Jerome Bruner, seorang ahli psikologi kognitif, di tahun 1950-an. Istilah ini dia gunakan untuk menggambarkan proses pemrolehan bahasa anak ketika mereka mulai belajar berbicara yang pada umumnya dibantu oleh orangtua mereka. Scaffolding dalam konteks pengajaran pada awalnya diperkenalkan oleh Vygotsky 1978 melalui teorinya mengenai ZPD Zone of Proximal Development, walaupun Vygotsky sendiri tidak pernah menggunakan secara eksplisit istilah scaffolding ini. Teori ini menyatakan bahwa ada zona di antara dua level, yaitu level di mana anak sudah menguasai sesuatu secara mandiri dan level berikutnya di mana anak bisa mencapainya dengan bantuan dari orang lain. Ketika anak berada pada zona ini, bantuan yang tepat dari guru akan membantu siswa untuk menguasai sesuatu atau menyelesaikan tugas di level yang lebih tinggi tersebut. Dharma Raflesia Unib Tahun XVII, Nomor 2 Desember 2019 72 Di sinilah peran Scaffolding Talk oleh merupakan elemen penting dalam proses pembelajaran di mana guru secara terus menerus menyesuaikan bantuan yang bisa diberikan kepada siswa supaya mereka dapat memahami dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Guru dapat melakukannya dengan memberikan contoh, memberikan petunjuk-petunjuk, serta mengadaptasi materi ajar dan aktivitas pembelajaran Copple & Bredekamp, 2009. Yang perlu diperhatikan adalah ketika memberikan instruksi dan petunjuk sembari memberikan contoh, guru harus menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana supaya mudah dipahami oleh siswa sehingga mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan dalam scaffolding talk Alber, 2014 1. Show and tell, guru tidak hanya menginstruksikan siswa untuk melakukan sesuatu, tetapi guru juga harus memperagakan cara bagaimana melakukannya. 2. Tap into prior knowledge, aktifkan pengetahuan awal siswa dengan cara mengaitkan materi pembelajaran dengan apa yang sudah siswa ketahui sebelumnya. 3. Give time to talk, siswa sebaiknya diberikan waktu yang cukup untuk dapat memproses apa yang diinstruksikan oleh guru 4. Pre-teach vocabulary, guru memperkenalkan dahulu kata-kata yang belum familiar dengan siswa. 5. Using visual aids, gunakan alat bantu sehingga pembelajaran yang abstrak akan lebih konkrit sehingga siswa dapat memproses instruksi yang diberikan dengan lebih mudah. 6. Pause, ask questions, pause, review, berikan instruksi tidak hanya sekali tetapi berkali-kali sembari guru melihat perkembangan apakah siswa mengerjakan tugas yang diberikan sesuai dengan instruksi guru. Penggunaan scaffolding talkyang baik dan tepat sudah terbukti berhasil meningkatkan pemrolehan belajar siswa, khusunya dalam membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam hal pengembangan bahasa dan literasi di tingkat pra-sekolah Pentimontii & Justice, 2010. Untuk itu, penggunaan strategi scaffolding talk ini diharapkan juga dapat membantu guru dalam pengembangan instruksi pembelajaran bahasa Inggris untuk anak di PAUD kota Bengkulu. METODE PENGABDIAN Metode yang digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah model pelatihan induktif yang terdiri dari 7 langkah seperti dikemukakan oleh Kamil 2018 dan diikuti oleh guru PAUD Inti Kota berlokasi di PAUD Intan Insani Pematang Gubernur, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu. Tujuh langkah dalan metode Induktif partisipatif tersebut diwujudkan dalam bentuk pelatihan yang dilakukan sebanyak tiga tahap. Tahap pertama digunakan untuk analisis masalah yang dihadapi oleh guru PAUD dalam memberikan instruksi dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar dan mengetahui sejauh mana pengetahuan guru PAUD tentang instruksi dalam bahasa selanjutnya diberikan pelatihan dengan materi tentang instruksi dalam pembelajaran bahasa Inggris dan pengembangan instruksi dari materi yang telah disiapkan oleh peneliti. Pada tahap ini guru juga diminta untuk membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk satu materi pembelajaran untuk Dharma Raflesia Unib Tahun XVII, Nomor 2 Desember 2019 73 digunakan dalam proses belajar bahasa Inggris. Terakhir, tahap ketiga digunakan untuk praktek guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan mengunakan RPP yang telah disiapkan dan telah memuat instruksi dalam bahasa Inggris. Praktek pembelajaran ini direkam dalam bentuk dalam kegiatan ini yang terdiri dari angket terbuka yang diberikan pada guru dan hasil kerja berupa RPP dianalisis secara kualitatif. Kegiatan utama yang dilakukan adalah memberikan pelatihan bagi guru-guru PAUD mengenai penggunaan scaffolding talk yang baik dalam pengembangan instruksi pembelajaran dan aktivitas pembelajaran bahasa Inggris. Berikut rincian kegiatan yang sudah dilaksanakan berdasarkan rancangan kegiatan yang sudah disusun sebelumnya. 1. Persiapan Kegiatan Pelatihan Tahap persiapan dilaksanakan selama bulan April Juli 2019. Pada tahap ini, tim pelaksana merancang angket yang bertujuan untuk menganalisis kebutuhan guru PAUD akan pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak PAUD. Selain itu angket ini juga mencoba menjaring permasalahan apa yang selama ini guru hadapi ketika mereka melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak PAUD. Selain mengambil data dari angket, tim pelaksana juga berdiskusi dengan pihak mitra terkait teknis pelaksanaan kegiatan, yang meliputi tempat pelaksanaan pelatihan, fasilitas pendukung pelatihan, undangan peserta pelatihan, serta jadwal acara pelatihan. Pada tahap ini, kedua belah pihak juga membahas peran yang akan dijalankan terkait pelaksanaan kegiatan pelatihan. Hasil dari diskusi adalah pihak mitra menyediakan ruangan tempat pelatihan, fasilitas pendukung seperti LCD Proyektor dan Layar, sound system, dan kursi untuk pemateri serta peserta undangan. Sedangkan tim pelaksana berperan dalam menyiapkan undangan untuk peserta pelatihan, susunan acara pelatihan, materi pelatihan, serta konsumsi selama kegiatan. Tim pelaksana dibantu oleh empat orang mahasiswa dalam hal menyebarkan undangan dan menyiapkan pelaksanaan acara, serta bersiaga selama acara pelatihan untuk membantu apabila ada kendala teknis selama acara pelatihan berlangsung. 2. Pelaksanaan Pelatihan Sesuai kesepakatan yang telah didiskusikan antara kedua belah pihak, pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Agustus 2019 pukul WIB bertempat di Aula PAUD Intan Insani Jl. WR Supratman, Pematang Gubernur, kota Bengkulu. Peserta yang ditargetkan sebanyak 30 orang guru, namun dikarenakan adanya perubahan jadwal karnaval PAUD oleh pemerintah kota Bengkulu, banyak peserta yang sebelumnya sudah bersedia datang ke kegiatan pelatihan terpaksa harus mundur untuk mengawal anak PAUD mengikuti acara karnaval tersebut. Pada hari pelatihan, peserta yang hadir sejumlah 20 orang guru dari beberapa PAUD di Kota Bengkulu. Pelaksanaan pelatihan dibagi menjadi tiga sesi, sesi pertama berupa diskusi dan konfirmasi antara peserta dan nara sumber pelatihan mengenai data yang dikumpulkan melalui angket yang sebelumnya sudah disiapkan pada saat persiapan kegiatan. Sesi kedua merupakan kegiatan inti pelatihan, yaitu pemaparan materi pelatihan. Sesi ketiga adalah sesi tanya jawab dan diskusi lebih lanjut mengenai materi yang telah disampaikan oleh nara sumber. Dharma Raflesia Unib Tahun XVII, Nomor 2 Desember 2019 74 Sesi pertama berlangsung lancar tanpa berdiskusi bersama peserta mengenai fakta dan kondisi yang terjadi di lapangan terkait pembelajaran bahasa Inggris di diskusi tersebut diketahui bahwa hampir seluruh peserta pelatihan hanya melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris tanpa ada jadwal yang mengajar bahasa Inggris juga bukan guru yang berlatar pendidikan guru bahasa Inggris. Tidak diragukan lagi, mereka belum mengetahui apa yang dimaksud dengan scaffolding talk dalam belajar bahasa Inggris dan mereka menemui kesulitan dalam mencari materi dan mengembangkan aktivitas yang sesuai untuk anak. Hasil diskusi ini mengarah kepada rasa keingintahuan peserta terhadap materi yang akan dipaparkan oleh nara sumber. Di sesi kedua, narasumber menyampaikan materi mengenai bagaimana penggunaan scaffolding talk dalam pengembangan instruksi pembelajaran bahasa Inggris. Peserta tampak antusias dalam mengikuti pemaparan materi oleh nara sumber. Selain itu peserta tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti alur materi yang disampaikan dikarenakan materi dasar yang dibahas masih banyak kaitannya dengan pendidikan anak usia dini. Namun demikian, ada penambahan terhadap pengetahuan dasar mereka, yaitu bagaimana mengaitkannya ke dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini. Sesi ketiga merupakan sesi dimana peserta diberi kesempatan untuk mendiskusikan lebih mendalam mengenai materi yang sudah disampaikan oleh nara sumber. Dari sekian banyak pertanyaan, ada satu kesaamaan situasi yang mereka hadapi dalam usaha mengajarkan bahasa Inggris kepada anak PAUD, yaitu bagaimana memberikan instruksi dalam bahasa Inggris. Selama ini mereka hanya langsung mengajarkan kosakata bahasa Inggris tanpa ada pemajanan lain dalam bahasa Inggris. Peserta kemudian didorong untuk berikutnya berlatih memberikan instruksi dengan menggunakan bahasa Inggris supaya anak mendapat lebih banyak input bahasa Inggris. Kegiatan utama pelatihan berakhir setelah sesi ketiga berakhir. Namun setelah waktu istirahat, peserta dikumpulkan kembali dan diberi pengarahan mengenai kegiatan pengabdian selanjutnya, yaitu pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian RPPH khusus untuk praktek penggunaan scaffolding talk yang sudah dilatihkan. Peserta diberi waktu selama dua minggu untuk mengembangkan RPPH untuk pembelajaran bahasa Inggris dengan mempraktekkan penggunaan scaffolding talk dalam memberikan instruksi selama pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan Scaffolding Talk Kegiatan akhir dari pengabdian ini adalah praktek pelaksanaan pembelajaran yang direkam dalam saat laporan ini ditulis, peserta kegiatan pengabdian belum ada yang sampai pada tahap praktek dan memvideokan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah mereka masing-masing. Beberapa peserta pelatihan telah mengirimkan RPPH mereka dan ditindaklanjuti dengan pemberian materi dari buku Kiddos sesuai topik yang akan mereka gunakan dalam pembelajaran nanti. Berdasarkan analisis terhadap RPP harian yang telah dibuat oleh guru, terlihat bahwa mereka telah mampu membuat RPP sesuai dengan tema-tema yang ada pada buku Kiddos misalnya Tema Tubuhku dan Buah-Buahan. Namun demikian, untuk video rekaman kegiatan pembelajaran di dalam kelas, belum ada guru yang Dharma Raflesia Unib Tahun XVII, Nomor 2 Desember 2019 75 mengumpulkannya. Hal ini kemungkinan terjadi karena guru enggan proses belajar-mengajar mereka direkam dan kegiatan pengabdian yang panjang dan bertahap-tahap membuat mereka tidak bisa mengikuti secara penuh karena kesibukan dengan aktivitas lainnya di sekolah. Evaluasi Kegiatan Berdasarkan evaluasi kegiatan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi penambahan pengetahuan guru tentang penggunaan Scaffolding Talks dalm proses pembelajarannya. Namun demikian pelatihan yang berlapis tahapannya, membuat RPPH dan merekam proses pembelajaran di kelas mereka, cenderung tidak terlalu menarik bagi guru karena kegiatan tersebut memerlukan waktu yang lama dan proses merekam kegiatan mereka dalam mengajar cenderung membuat guru agak enggan, sehingga tidak tidak ada video yang dikumpulkan sampai tahap akhir pelatihan ini . Ada kecendrungan guru-guru lebih menyukai kegiatan yang lebih singkat dan tidak berlapis sampai pada tahap merekam proses pembelajan mereka di kelas. KESIMPULAN DAN SARAN Kegiatan Pelatihan Penggunaan Scaffolding Talk dalam Pengembangan Instruksi Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Guru PAUD Inti Kota Bengkulu ini telah dilaksanakan sampai pada tahap Implementasi pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan Scaffolding itu telah ada beberapa guru yang mengumpulkan RPPH mereka yang telah dibuat sesuai dengan tema-tema yang ada pada buku Kiddos. Untuk menjalin komunikasi yang lebih baik dalam kegiatan ini, tim pengabdian membuat grup WhatsApp yang diberi nama “Pelatihan Guru PAUD” yang di dalamnya terdapat seluruh guru PAUD yang menjadi peserta kegiatan pelatihan, pengawas PAUD dari Dinas Diknas Kota Bengkulu dan tim pengabdian itu sendiri. Namun demikian, belum ada guru PAUD yang mengumpulkan video rekaman proses pembelajaran mereka kepada tim pengabdian. Hal ini terjadi karena adanya persepsi kalau mengikuti kegiatan pengabdian cukup sampai pada tahap awal pelatihan. Tahap pelatihan yang lama dan sampai pada tahap merekam proses pembelajaran dianggap tidak terlalu menarik meskipun telah dijanjikan reward yang menarik. Ada kecendrungan guru lebih suka pada pelatihan yang singkat dan hadir dalam pemaparan materi. Oleh karena itu, untuk kegiatan pengabdian selanjutnya disarankan tim pengabdian hanya melakukan kegiatan pengabdian yang selesai dalam satu kegiatan dan tidak memakan waktu yang lama dan berlapis tahapannya seperti kegiatan pengabdian ini. DAFTAR PUSTAKA Alber, R. 2014. Scaffolding Strategies to Use with Your Students.online Clarke, P. 2000. Language development and Identity. Keynote Paper, London University Conference Supporting identity and language in the early years, London, UK. Copple, C., & Bredekamp, S. 2009. Developmentally appropriate practice in early childhood programs. Washington, DC National Association for the Education of Young Children. Kamil, M. 2018. Model-Model Pelatihan diakses tanggal 4 April 2019 dari Dharma Raflesia Unib Tahun XVII, Nomor 2 Desember 2019 76 Kemendiknas.2004. Scaffolding Talk dalam Pembelajaran Bahasa Pelatihan Terintegerasi TOT Kurikulum 2004. Pentimonti, J.& M. Justice, L. 2010. Teachers’ Use of Scaffolding Strategies During Read Alouds in the Preschool Classroom. Early Childhood Education Journal. 37. 241-248. Vygotsky, L. S. 1978. Mind in society The development of higher psychological processes. Cambridge, MA Harvard University Press. Yunita, W. & Hati, 2016. Teaching English for Kindergarten Problems and Needs from Teacers’ Perspectives. Proceedings ELTeaM Celebrating Students’ 81-89. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Talk dalam Pembelajaran Bahasa Pelatihan Terintegerasi TOT KurikulumKemendiknasKemendiknas.2004. Scaffolding Talk dalam Pembelajaran Bahasa Pelatihan Terintegerasi TOT Kurikulum Use of Scaffolding Strategies During Read Alouds in the Preschool ClassroomJ M PentimontiL JusticePentimonti, J.& M. Justice, L. 2010. Teachers' Use of Scaffolding Strategies During Read Alouds in the Preschool Classroom. Early Childhood Education Journal. 37. 241-248. English for Kindergarten Problems and Needs from Teacers' PerspectivesW YunitaG M HatiYunita, W. & Hati, 2016. Teaching English for Kindergarten Problems and Needs from Teacers' Perspectives. Proceedings ELTeaM Celebrating Students' 81-89. Demikiandisampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy saat membuka Pembekalan Calon Guru Inti Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi, yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur, yang berlangsung pada 26 Juli hingga 2 Agustus 2019.
El rector de la Universidad Nacional de San Martín UNSAM, Carlos Greco, y el presidente del INTI, Ruben Geneyro, anunciaron el trabajo conjunto para fortalecer la formación en materia de Industria a través del Instituto de Calidad Industrial INCALIN, creado hace ya 25 años por estas dos instituciones. Así, durante 2021 se suma a la oferta académica un curso específico en la temática dirigido a pymes, una diplomatura universitaria, un doctorado y prácticas profesionales. La cuarta revolución El concepto Industria es relativamente reciente y está asociado al fenómeno conocido como la cuarta revolución industrial, un proceso que comprende profundas transformaciones productivas y organizacionales basadas en la incorporación de las tecnologías digitales a la industria. De hecho, es uno de los principales lineamientos del Plan Estratégico 2025 del INTI. Tanto el instituto tecnológico como la UNSAM definieron la necesidad de contar también con un INCALIN En ese sentido, señalan que “surge la necesidad de complementar el exitoso camino recorrido en materia de formación profesional con una nueva oferta que haga del INCALIN el brazo educativo universitario para la Industria Por eso, idearon un plan de formación que incluirá, durante 2021, el Curso Introductorio a Industria para pymes, de 40 horas, durante mayo; una diplomatura universitaria, desde julio; un doctorado con orientación en Industria con dictado de materias electivas para tesis doctorales referidas a aplicaciones de ciencia de datos, internet industrial de las cosas, robótica integrada a procesos productivos, inteligencia artificial, gestión del diseño industrial y manufactura aditiva y calidad industrial y también formación práctica en automatización y aplicaciones con un equipo que se encuentra en el INTI y fue cedido en comodato por dos años por la empresa SMS Argentina, de origen japonés. Además, el INTI y la UNSAM trabajan en la creación y posterior acreditación ante la Comisión Nacional de Evaluación y Acreditación Universitaria CONEAU de una carrera de maestría, que se podría lanzar en 2022. El equipo cedido se denomina Learning and research Factory SMC HAS200 y permite realizar simulaciones de trabajo en una línea de producción industrial en escala pequeña. Se utilizará en capacitaciones y trabajos prácticos en el INCALIN. Geneyro, Greco y sus respectivos equipos de trabajo pudieron ver el equipamiento durante la recorrida por el Parque Tecnológico Miguelete. También visitaron la sala de robótica del sector de Mecánica del INTI, donde vieron dos robots cedidos por la empresa MW, y los laboratorios de Alta tensión y de Luminotecnia, en el sector de Física y Metrología. Calidad e innovación, un camino conjunto A lo largo del tiempo, el INCALIN forjó prestigio como institución de referencia para la formación en metrología y, más adelante, también en innovación tecnológica orientada al desarrollo de nuevos productos. Con esa visión, se creó en su momento la carrera de Doctorado en Calidad e Innovación Industrial, que en este momento cuenta con más de veinte tesis doctorales en elaboración, con la posibilidad de sumar otras 10 el año próximo. A esta experiencia educativa se incorporó en los últimos años la formación de grado dirigida a ingenieros con una fuerte orientación a la calidad. Actualmente el INCALIN forma también a ingenieros industriales e ingenieros en alimentos, con planes de carrera que incorporan materias optativas, trabajos prácticos y conceptos propios del paradigma Industria como fundamentos de big data, internet de las cosas, gestión del diseño industrial, impresión 3D y robótica. Actualmente, el INCALIN cuenta con más de dos mil egresados, de los cuales aproximadamente un 80 por ciento se desempeña en empresas industriales y un 20 por ciento en el INTI y otras instituciones como el Servicio Nacional de Sanidad y Calidad Agroalimentaria SENASA, el Instituto Nacional de Alimentos INAL, el Instituto Nacional de Tecnología Agropecuaria INTA, la Comisión Nacional de Energía Atómica CNEA, el Instituto Nacional de Microbiología Malbrán, el Organismo Argentino de Acreditación OAA, y diferentes universidades.
15Nov 2019 Pelatihan Guru Inti Nasional Pada tanggal 11-15 November 2019 bertempat di Hotel Ibis Style Tanah Abang digelar pelatihan nasional Guru Inti tingkat SMA dan 10 Nov 2019 Rapat Pengurus FDI Sulsel Pada hari Minggu tanggal 10 November 2019 bertempat di Maxone Hotel Makassar Jl. Taman Makam Pahlawan Panaikang pengurus FDI berkumpul
kementerianpendidikan dan kebudayaan melalui pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan bidang mesin dan teknik industri (pppptk bmti), akan menyelenggarakan diklat calon guru inti program pengembangan keprofesian berkelanjutan (pkb) melalui peningkatan kompetensi pembelajar (pkp) berbasis zonasi bagi guru sd di

kementerianpendidikan dan kebudayaan melalui pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan bidang mesin dan teknik industri (pppptk bmti), akan menyelenggarakan diklat calon guru inti program pengembangan keprofesian berkelanjutan (pkb) melalui peningkatan kompetensi pembelajaran (pkp) berbasis zonasi , yang akan

\n\n \npelatihan guru inti 2019
IbuHera selaku guru inti juga tidak pernah bosan membagi ilmunya. Dari mulai mengajar, membimbing hingga ke tahap administrasi guru," ucapnya, Rabu (7/8/2019). Menurutnya, perjuangannya tidak berhenti sampai masalah di guru inti dan mitra, setelah melalui tahapan-tahapan yang ada, ia mengaku masih banyak yang harus diperbaiki di daerah asalnya.

Rabu31 Juli 2019, 05:00 WIB . Guru Inti Diminta Bangun SDM Kemendikbud Supriano menjelaskan kini skema pelatihan kompetensi guru juga diubah. Pelatihan sebelumnya yang ditekankan pada penguatan kompetensi pembelajaran, menjadi pelatihan berbasis zonasi dengan melatih para guru inti menjadi fasilitator yang baik. Para guru inti yang

TANJUNGSELOR, MK - Sebanyak 32 guru di Kalimantan Utara (Kaltara) mengikuti pelatihan tingkat

DiklatGuru Inti ini akan dilaksanakan sejak tgl 18 - 24 September 2019.
Berikutini yaitu Jadwal Pelatihan Guru Inti Kurikulum 2019 se Indonesia : Jadwal Pelatihan Guru Inti Kurikulum 2019. No Pelatihan Regional Provinsi LPMP Tanggal; 1: Makasar : Sulawesi Selatan. Maluku. Maluku Utara. Papua. Papua Barat. Sulawesi Barat. Sulawesi Tengah. Sulawesi Tenggara. Sulawesi Utara. Gorontalo.
Pelatihan sebelumnya, dilatih di pusat, tapi mulai 2019, dikaitkan dengan penguatan kompetensi pembelajaran, menjadi pelatihan berbasis zonasi dengan melatih para guru inti menjadi fasilitator yang baik, mencakup dari sekolah dasar hingga sekolah menengah," kata Supriano.
.